Wisata Edukatif di Museum Geologi


    Hai Mak, sudah pernah mengunjungi Museum Geologi Bandung? Pada liburan yang lalu, saya dan anak-anak berkesempatan mengunjungi Museum itu. Sesuai namanya, Museum Geologi adalah tempat untuk menyimpan berbagai benda yang berhubungan dengan ilmu bumi. Bukan hanya untuk menyimpan benda-benda penting, melainkan sebagai sarana belajar bagi pengunjung untuk mengenal lebih dekat hal-hal yang berhubungan dengan ilmu yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya.

Museum geologi terletak di Jalan Diponegoro, tepat di depan Taman Lansia Bandung. Tiket masuk ke museum ini sangat terjangkau, yaitu Rp. 2.000,- saja. Karena kami berkunjung ke sana tepat saat musim liburan, museum tersebut terlihat cukup ramai oleh pengunjung. Bukan hanya anak-anak, melainkan juga rombongan orang dewasa.

Waktu itu, saya dan anak-anak ke sana bersama adik dan keponakan-keponakan saya. Bisa dibayangkan bagaimana serunya reaksi anak-anak saat melihat semua koleksi yang ada di sana.
Secara umum, Museum Geologi dibagi menjadi tiga bagian ruangan besar, yaitu ruangan Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia, serta Geologi dan Kehidupan Manusia.
Anak-anak saya dan sepupu mereka sangat tertarik dengan bebatuan yang kami lihat. Berbagai sampel batuan dipajang secara apik dan informatif. Batu bara, emas, dan lain sebagainya. Banyak pula maket dan panel-panel LCD yang memuat informasi mengenai keadaan bumi, strukturnya, dan lain sebagainya.
Anak-anak banyak belajar mengenai struktur bumi, lapisan-lapisannya, gunung berapi, proses terjadinya hujan, dan banyak lagi.
Bagian yang tak kalah menarik bagi anak-anak yang penuh dengan daya imajinasi adalah ruangan Sejarah Kehidupan, di mana kami bisa melihat berbagai fosil dan artefak yang mengantarkan kami ke masa prasejarah. Mereka sangat menaruh minat pada fosil dinosaurus, binatang-binatang dan manusia purba serta barang-barang peninggalan mereka.
Satu hal yang membuat bulu kuduk berdiri adalah disimpannya beberapa barang milik penduduk desa yang terkena letusan Gunung Merapi di Yogyakarta. Barang-barang itu berupa televisi, sepeda motor, dan yang lainnya. Berhubung saya adalah orang yang sangat visual dan memiliki imajinasi yang aktif, saya langsung membayangkan bagaimana barang-barang tersebut menemui nasibnya bersama pemilik mereka.
Saat letusan itu terjadi, anak-anak saya belum lahir, tentu saja. Jadi mereka tidak merasakan sensasi seram seperti yang saya rasakan.
Jadi begitulah, menurut saya museum Geologi ini sangat layak untuk dijadikan destinasi wisata edukatif. Murah meriah, namun sarat dengan ilmu dan informasi yang bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia Bayi Down Syndrome?

Pengalaman Persami Pertama

Ciri-ciri Tetralogy of Fallot Yang Nampak Pada Baby Adeeba