Tantangan 10 Hari - Komunikasi Produktif
Hari Ke-5

Hari Senin pagi, seperti biasanya, selalu lebih sibuk dibandingkan hari-hari lain. Anak-anak bangun lebih pagi, tapi entah mengapa ya, selalu membutuhkan persiapan lebih lama jika dibandingkan hari-hari biasa.

Sejak bangun tidur, Kakak sudah menunjukkan sikap ogah-ogahan. Padahal malam sebelumnya, semua baik-baik saja saat Kakak dan adiknya menyiapkan buku pelajaran. Namun entah mengapa pagi harinya selalu saja ada yang tercecer, entah dasi kah, entah penghapus, atau yang lainnya lagi. Jadi persiapan yang dibutuhkan tetap lebih lama karena harus mencari barang-barang tersebut.

Akhirnya, semuanya siap dan kami pun berangkat ke sekolah. Tiba di sekolah, setelah melepas anak-anak menuju kelas, saya pun berbalik ke motor saya. Namun tiba-tiba Kakak berlari kembali menuju ke arah saya, lalu berkata bahwa perlengkapan solatnya tertinggal. Seingat saya Kakak tadi meletakkannya di atas tas sekolah, jadi bagaimana alat solat itu bisa tertinggal, pusing sendiri saya memikirkannya.

Saya tahu bahwa Kakak ingin saya mengantarkan alat solat itu saat jam istirahat nanti. Saya katakan bahwa tidak apa alat solat itu ketinggalan, karena toh Kakak memakai kerudung yang panjang, dan menutup aurat dengan baik. Bukannya saya terlalu tega membiarkan dia solat tanpa mukena, walaupun memang jarak pulang pergi dari rumah ke sekolah yang mencapai enam kilometer cukup membuat saya enggan. Namun toh tidak masalah jika dia solat tanpa mukena, karena pakaiannya sudah memenuhi syarat menutup aurat dengan baik. Dan terutama, saya berharap dia lebih bertanggungjawab dengan tugasnya sendiri, tidak memandang sepele dan berpikir jika ada barang yang tertinggal toh ibunya akan bisa menyusulkan barang itu ke sekolah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia Bayi Down Syndrome?

Pengalaman Persami Pertama

Ciri-ciri Tetralogy of Fallot Yang Nampak Pada Baby Adeeba